Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Haerul, S.P., M.Si. : PK-KM Bina Desa Wujud Pengabdian Membangun Desa Bentenge
Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang, media tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman.
Bertempat di Aula Kantor Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Mahasiswa Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Bina Desa yang merupakan mahasiswa prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Universitas Muslim Maros (FAPERTAHUT UMMA) menggelar workshop pembuatan media tanam bagi masyarakat tani pada Pekan I November 2024.
Mahasiswa PK-KM UMMA kegiatan Bina Desa di Desa Bentenge, Aswadi Hamid, mengungkapkan bahwa pembuatan media tanam ini dapat memanfaatkan limbah-limbah pertanian maupun perkebunan yang ada di sekitar kita, seperti jerami, sekam padi dan kulit kopi.
“Melalui pendekatan Zero Waste, akan menjadi solusi yang menjanjikan untuk meminimalkan limbah pertanian maupun perkebunan sekaligus menghasilkan produk yang berguna dan berkelanjutan,” ucap Aswadi Hamid, mahasiswa semester 5 Prodi Agroteknologi FAPERTAHUT UMMA.
Hadir dalam kegiatan Workshop tersebut, Kepala Desa Bentenge, Bapak Basuki Rahmat, Ketua BPD Desa Bentenge, Bapak Nurdin Umar, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bentenge, Ibu Dahliah, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Mallawa, Bapak Mulyadi, S.P., Kepala Dusun se-Desa Bentenge, Ketua Kelompok Tani, Petani Millenial serta sejumlah masyarakat Desa Bentenge yang begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan workshop pembuatan media tanam, mahasiswa PKKM UMMA juga menghadirkan praktisi pengolahan kompos berbahan ampas teh, Bapak Abdul Asies, S.P. yang merupakan Direktur PT. Madina Aneka Subur.
“Selain jerami, sekam padi, kulit kopi banyak dijumpai di Desa Bentenge ini yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan kompos, sehingga seluruh limbah pertanian maupun perkebunan dapat diolah dan dimanfaatkan dengan baik. Namun kami sarankan agar kompos tersebut bisa dicampurkan dengan Trichoderma sehingga menghasilkan media tanam yang berkualitas lebih baik yang biasa disebut Trichokompos,” ujar Bapak Abdul Asies, S.P. yang juga Pegiat Perbanyakan Trichoderma.
Pada kesempatan itu, Mahasiswa PK-KM Bina Desa UMMA, Aswadi Hamid, menambahkan bahwa Trichoderma dapat digunakan sebagai pengurai tanah serta perangsang pertumbuhan tanaman, meningkatkan pertumbuhan, melarutkan nutrisi penting bagi tanaman, dan merangsang pertahanan tanaman terhadap mikroba patogen, serta mengendalikan tanaman dari hama dan penyakit.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) PK-KM Bina Desa UMMA, Bapak Dr. Haerul, S.P., M.Si. mengemukakan bahwa secara umum, program bina desa merupakan program yang bagus karena Mahasiswa diberikan kemerdekaan belajar tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi kegiatan belajar mengajar bisa diterapkan di luar kampus sambil melakukan pengabdian membangun desa. Namun yang perlu dipertimbangkan juga adalah Mahasiswa yg terpilih sebagai peserta Bina Desa hendaknya sudah punya bekal untuk dibawa ke Desa.
“Terkait kegiatan PKKM Bina Desa Tahun 2024 di Desa Bentenge kali ini, Saya menilai bahwa Mahasiswa yang jadi pelaksana program sudah sangat sesuai dengan latar belakangnya masing-masing dan Lokasi yang menjadi tempat kegiatan Bina Desa juga mendapatkan antusias masyarakat untuk menerima peserta dengan program kegiatan yg diturunkan,” ungkap Bapak Dr. Haerul, S.P., M.Si.
Dosen Pendamping Lapangan (DPL) PK-KM Bina Desa UMMA berharap agar program kegiatan yang dibawa oleh Mahasiswa dapat berjalan secara berkelanjutan meskipun kegiatan Bina Desa telah selesai.
Citizen report : Aswadi Hamid (Mahasiswa UMMA)